Minggu, 18 Desember 2011

Kematian ibu Dan anak

by Aninditha Rauf

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Konsep adalah kerangka ide yang mengandung suatu pengertian tertentu. Kebidanan berasal dari kata “Bidan” yang artinya adalah seseorang yang telah mengikuti pendidikan tersebut dan lulus serta terdaftar atau mendapat ijin melakukan praktek kebidanan. Sedangkan kebidanan sendiri mencakup pengetahuan yang dimiliki bidan dan kegiatan pelayanan yang dilakukan untuk menyelamatkan ibu dan bayi yang dilahirkan.
Komunitas adalah kelompok orang yang berada di suatu lokasi tertentu. Sasaran kebidanan komunitas adalah ibu dan anak balita yang berada dalam keluarga dan masyarakat. Pelayanan kebidanan komunitas dilakukan diluar rumah sakit. Kebidanan komunitas dapat juga merupakan bagian atau kelanjutan pelayanan kebidanan yang diberikan di rumah sakit. Pelayanan kesehatan ibu dan anak di lingkungan keluarga merupakan kegiatan kebidanan komunitas.
Kelompok komunitas terkecil adalah keluarga individu yang dilayani adalah bagian dari keluarga atau komunitas. Oleh karena itu, bidan tidak memandang pasiennya dari sudut biologis. Akan tetapi juga sebagai unsur sosial yang memiliki budaya tertentu dan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi dan lingkungan disekelilingnya.
Dapat ditemukan disini bahwa unsur-unsur yang tercakup didalam kebidanan komunitas adalah bidan, pelayanan kebidanan, sasaran pelayanan, lingkungan dan pengetahuan serta teknologi. Asuhan kebidanan komunitas adalah merupakan bagian integral dari system pelayanan kesehatan, khususnya dalam pelayanan kesehatan ibu, anak dan Keluarga Berencana.
1.2 Tujuan Penyusunan Makalah
1. Untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Asuhan Kebidanan V (Komunitas)
2. Sebagai bahan pembelajaran untuk mahasiswa stikes surabaya


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kematian Ibu Dan Anak
a. Pengertian Kematian Ibu dan Anak
Kematian ibu dan anak merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Angka kematian ibu dan anak merupakan target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan milenium yaitu meningkatkan kesehatan ibu, dimana target yang akan dicapi sampai pada tahun 2015 adalah mengurangi ¾ resiko jumlah kematian ibu dan anak.

b. Penyebab Kematian Ibu
Penyebab langsung kematian ibu terkait kehamilan dan persalinan terutama adalah perdarahan, infeksi, status reproduksi, partus lama dan abortus. Perdarahan dapat terkait produksi cairan ketuban atau ketuban pecah terlalu dini (sebelum proses persalinan). Adapun perdarahan pascapersalinan, antara lain, karena gangguan pada rahim, pelepasan plasenta, robekan jalan lahir, dan gangguan faktor pembekuan darah. Risiko akan meningkat, antara lain, pada ibu hamil yang menderita anemia dan rahim teregang terlalu besar karena bayi besar.
Salah satu faktor yang memengaruhi kematian ibu ataupun bayi ialah kemampuan dan keterampilan penolong persalinan. Masih ada pertolongan persalinan yang dilakukan dukun bayi dengan menggunakan cara-cara tradisional. Faktor lain adalah kurangnya pengetahuan dan perilaku masyarakat yang tidak mengenali tanda bahaya sehingga terlambat membawa ibu, bayi, dan anak balita ke fasilitas kesehatan.

Kemudian penyebab tidak langsung adalah sebagai berikut :
1. Status gizi
2. higine
3. kesadarah hidup sehat
4. jangkauan pelayanan kesehatan
5. Status ekonomi
6. Pendidikan
7. Tradisi sosial budaya

Di samping itu penanganan kasus sering ditemukan keterlambatan yang akan memeperbesar angka kematian ibu, yaitu :
1. Terlambat memutuskan untuk mencari pertolongan bagi kasus kegawat daruratan obstetri
2. Terlambat mencari tempat rujukan yang disebabkan oleh keadaan, seperti masalah transportasi.
3. Terlambat memeperoleh penanganan yang adekuat di tempat rujukan karena kurangnya sumber daya dan fasilitas kesehatan pada puusat rujukan.

c. Penyebab Kematian Anak
1. Saluaran pernafasan atas
2. Komplikasi perinatal
3. Diare
Tingginya kematian anak pada usia hingga satu tahun, menunjukkan masih rendahnya status kesehatan ibu dan bayi baru lahir; rendahnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak; serta perilaku ibu hamil dan keluarga serta masyarakat yang belum mendukung perilaku hidup bersih dan sehat.

d. Cara penanggulangan Kematian Ibu dan Anak
Ada empat strategi utama bagi upaya penurunan kesakitan dan kematian ibu.
1. Meningkatkan akses dan cakupan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir yang berkualitas.
2. Membangun kemitraan yang efektif melalui kerja sama lintas program, lintas sektor, dan mitra lainnya.
3. Mendorong pemberdayaan wanita dan keluarga melalui peningkatan pengetahuan dan perilaku sehat.
4. Mendorong keterlibatan masyarakat dalam menjamin penyediaan dan pemanfaatan pelayanan ibu dan bayi baru lahir.

2.2 Kehamilan Remaja
Perubahan perilaku seksual remaja yang menjurus kearah bebas, menimbulkan resiko yang harus diperhitungkan. Remaja dengan kehamilan yang tidak diinginkan menghadapi masalah aib karena hamil tanpa nikah, merasa berdosa bila menggugurkan atau meningkatkan kecemasan seiring hamil semakin besar. Tambahan tertekannya remaja hamil ini meliputi rasa takut menyampaikan kepada orang tua
Kehamilan usia dini memuat risiko yang tidak kalah berat. Pasalnya, emosional ibu belum stabil dan ibu mudah tegang. Sementara kecacatan kelahiran bisa muncul akibat ketegangan saat dalam kandungan, adanya rasa penolakan secara emosional ketika si ibu mengandung bayinya.
a. Dampak Kehamilan Resiko Tinggi pada Usia Muda
1. Keguguran
Keguguran pada usia muda dapat terjadi secara tidak disengaja. misalnya : karena terkejut, cemas, stres. Tetapi ada juga keguguran yang sengaja dilakukan oleh tenaga non profesional sehingga dapat menimbulkan akibat efek samping yang serius seperti tingginya angka kematian dan infeksi alat reproduksi yang pada akhirnya dapat menimbulkan kemandulan.
2. Persalinan prematur, berat badan lahir rendah (BBLR) dan kelainan bawaan
Prematuritas terjadi karena kurang matangnya alat reproduksi
terutama rahim yang belum siap dalam suatu proses kehamilan, berat badan lahir rendah (BBLR) juga dipengaruhi gizi saat hamil kurang dan juga umur ibu yang belum menginjak 20 tahun. cacat bawaan dipengaruhi kurangnya pengetahuan ibu tentang kehamilan, pengetahuan akan asupan gizi rendah, pemeriksaan kehamilan (ANC) kurang, keadaan psikologi ibu kurang stabil. selain itu cacat bawaan juga di sebabkan karena keturunan (genetik) proses pengguguran sendiri yang gagal, seperti dengan minum obat-obatan (gynecosit sytotec) atau dengan loncat-loncat dan memijat perutnya sendiri.
Ibu yang hamil pada usia muda biasanya pengetahuannya akan gizi masih kurang, sehingga akan berakibat kekurangan berbagai zat yang diperlukan saat pertumbuhan dengan demikian akan mengakibatkan makin tingginya kelahiran prematur, berat badan lahir rendah dan cacat bawaan.

3. Mudah terjadi infeksi
Keadaan gizi buruk, tingkat sosial ekonomi rendah, dan stress memudahkan terjadi infeksi saat hamil terlebih pada kala nifas.
4. Anemia kehamilan / kekurangan zat besi
Penyebab anemia pada saat hamil di usia muda disebabkan kurang pengetahuan akan pentingnya gizi pada saat hamil di usia muda.karena pada saat hamil mayoritas seorang ibu mengalami anemia. tambahan zat besi dalam tubuh fungsinya untuk meningkatkan jumlah sel darah merah, membentuk sel darah merah janin dan plasenta.lama kelamaan seorang yang kehilangan sel darah merah akan menjadi anemis.
5. Keracunan Kehamilan (Gestosis).
Kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum siap hamil dan anemia makin meningkatkan terjadinya keracunan hamil dalam bentuk pre-eklampsia atau eklampsia. Pre-eklampsia dan eklampsia memerlukan perhatian serius karena dapat menyebabkan kematian.
6. Kematian ibu yang tinggi
Kematian ibu pada saat melahirkan banyak disebabkan karena perdarahan dan infeksi. Selain itu angka kematian ibu karena gugur kandung juga cukup tinggi.yang kebanyakan dilakukan oleh tenaga non profesional (dukun).
7. Mengalami perdarahan.
Perdarahan pada saat melahirkan antara lain disebabkan karena otot rahim yang terlalu lemah dalam proses involusi. selain itu juga disebabkan selaput ketuban stosel (bekuan darah yang tertinggal didalam rahim).kemudian proses pembekuan darah yang lambat dan juga dipengaruhi oleh adanya sobekan pada jalan lahir
8. Persalinan yang lama dan sulit.
Adalah persalinan yang disertai komplikasi ibu maupun janin.penyebab dari persalinan lama sendiri dipengaruhi oleh kelainan letak janin, kelainan panggul, kelainan kekuatan his dan mengejan serta pimpinan persalinan yang salahKematian ibu. Kematian pada saat melahirkan yang disebabkan oleh perdarahan dan infeksi.

b. Dampak Kehamilan Resiko Tinggi pada bayinya :
(1) Kemungkinan lahir belum cukup usia kehamilan.
Adalah kelahiran prematur yang kurang dari 37 minggu (259 hari). hal ini terjadi karena pada saat pertumbuhan janin zat yang diperlukan berkurang.
(2) Berat badan lahir rendah (BBLR).
Yaitu bayi yang lahir dengan berat badan yang kurang dari 2.500 gram. kebanyakan hal ini dipengaruhi kurangnya gizi saat hamil, umur ibu saat hamil kurang dari 20 tahun. dapat juga dipengaruhi penyakit menahun yang diderita oleh ibu hamil.
(3) Cacat bawaan.
Merupakan kelainan pertumbuhan struktur organ janin sejak saat pertumbuhan.hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya kelainan genetik dan kromosom, infeksi, virus rubela serta faktor gizi dan kelainan hormon.
(4) Kematian bayi.kematian bayi yang masih berumur 7 hari pertama hidupnya atau kematian perinatal.yang disebabkan berat badan kurang dari 2.500 gram, kehamilan kurang dari 37 minggu (259 hari), kelahiran kongenital serta lahir dengan asfiksia.(Manuaba,1998).


2. 3 UNSAFE ABORTION
a. Definisi
1. Unsafe abortion adalah upaya untuk terminasi kehamilan muda dimana pelaksanaan tindakan tersebut tidak mempunyai cukup keahlian dan prosedur standar yang aman sehingga dapat membahayakan keselamatan jiwa pasien.
2. Unsafe abortion adalah prosedur penghentian kehamilan oleh tenaga kurang terampil (tenaga medis/non medis), alat tidak memadai, lingkungan tidak memenuhi syarat kesehatan (WHO, 1998).
3. Umumnya aborsi yang tidak aman terjadi karena tidak tersedianya pelayanan kesehatan yang memadai. Apalagi bila aborsi dikategorikan tanpa indikasi medis, seperti korban perkosaan, hamil diluar nikah, kegagalan alat kontrasepsi dan lain-lain. Ketakutan dari calon ibu dan pandangan negatif dari keluarga atau masyarakat akhirnya menuntut calon ibu untuk melakukan pengguguran kandungan secara diam-diam tanpa memperhatikan resikonya.
WHO memperkirakan di seluruh dunia setiap tahun terjadi 20 juta kejadian aborsi yang tidak aman (unsafe abortion) (WHO, 1998). Sekitar 13% dari jumlah total kematian ibu di seluruh dunia diakibatkan oleh komplikasi aborsi yang tidak aman. 95% (19 dari setiap 20 tindak aborsi tidak aman) di antaranya terjadi di negara-negara berkembang (Safe Motherhood 200; 28(1)).

Tabel 1. Aborsi yang Tidak Aman: Perkiraan per Wilayah, per tahun
Wilayah jumlah aborsi yang tidak aman jumlah kematian akibat aborsi yang tidak aman % kematian ibu akibat aborsi yang tidak aman

Dunia 20.000.000 78.000 13

Negara Berkembang 19.000.000 77.500 13

Asia* 9.900.000 38.500 12

Asia Tenggara 2.800.000 8.100 15

Negara maju 900.000 500 13
Catatan:
* Tidak termasuk Jepang, Australia dan Selandia Baru
sumber: WHO, 1998.

b. Alasan Wanita Tidak Menginginkan Kehamilannya
1. Alasan kesehatan, dimana ibu tidak cukup sehat untuk hamil.
2. Alasan psikososial, dimana ibu tidak sendiri tidak punya anak lagi.
3. Kehamilan di luar nikah.
4. Masalah ekonomi, menambah anak akan menambah beban ekonomi.
5. Masalah sosial, misalnya khawatir adanya penyakit turunan.
6. Kehamilan yang terjadi akibat perkosaan.
7. Kegagalan pemakaian alat kontrasepsi.

Ciri – ciri unsafe abortion
1. Dilakukan oleh tenaga medis atau non medis
2. Kurangnya pengetahuan baik pelaku ataupun tenaga pelaksana
3. Kurangnya fasilitas dan sarana
4. Status ilegal

Dampak
1. Dampak sosial.
Biaya lebih banyak, dilakukan secara sembunyi - sembunyi.
2. Dampak kesehatan.
Bahaya bagi ibu bisa terjadi perdarahan dan infeksi.
3. Dampak psikologis.
Trauma

c. Peran Bidan Dalam Mencegah Unsafe Abortion
1. Sex education
2. Bekerja sama dengan tokoh agama dalam pendidikan keagamaan
3. Peningkatan sumber daya manusia
4. Penyuluhan tentang abortus dan bahayanya.


Aborsi Dilakukan Aman Apabila
1. Dilakukan oleh pekerja kesehatan yang benar-benar terlatih dan berpengalaman melakukan aborsi
2. Pelaksanaannya mempergunakan alat-alat kedokteran yang layak
3. Dilakukan dalam kondisi bersih, apapun yang masuk dalam vagina atau rahim harus steril atau tidak trcemar kuman dan bakteri.
4. Dilakukan kurang dari 3 bulan (12 minggu) sesudah pasien terakhir kali mendapat haid.



2.4 INFERTILITAS
a. Pengertian Infertilitas
Kemandulan atau dalam bahasa kedokteran disebut infertilitas merupakan istilah yang dipakai untuk menyebut pasangan yang gagal untuk hamil dan mempunyai anak setelah berusaha selama setahun. Perempuan yang berhasil hamil namun selalu mengalami keguguran juga bisa disebut mandul.
Menurut dokter ahli reproduksi, sepasang suami-istri dikatakan infertil jika:
 Tidak hamil setelah 12 bulan melakukan hubungan intim secara rutin (1-3 kali seminggu) dan bebas kontrasepsi bila perempuan berumur kurang dari 34 tahun.
 Tidak hamil setelah 6 bulan melakukan hubungan intim secara rutin (1-3 kali seminggu) dan bebas kontrasepsi bila perempuan berumur lebih dari 35 tahun.
 Perempuan yang bisa hamil namun tidak sampai melahirkan sesuai masanya (37-42 minggu).

Infertilitas sendiri ada dua macam, yaitu infertilitas primer dan infertilitas sekunder. Pasangan dengan infertilitas primer tidak bisa hamil sedangkan infertilitas sekunder adalah sulit untuk hamil setelah sudah pernah sekali hamil dan melahirkan secara normal sebelumnya.

Kehamilan merupakan hasil dari suatu proses komplek yang terdiri dari :
1. Seorang perempuan harus menghasilkan sel telur yang berasal dari indung telur atau ovarium.
2. Sel telur harus bergerak menuju rahim melalui saluran tuba.
3. Dalam perjalanan ini, sel sperma dari laki laki harus membuahi sel telur.
4. Telur yang sudah dibuahi kemudian harus menempel pada dinding rahim bagian dalam.

b. Penyebab Kemandulan
kemandulan bukan hanya monopoli kaum perempuan. Faktor perempuan hanya sepertiga dari total kasus kemandulan, sepertiganya lagi merupakan faktor laki laki dan sepertiga sisanya merupakan gabungan antara faktor laki laki dan perempuan.
penyebab kemandulan pada laki laki
Kemandulan pada laki laki umumnya disebabkan oleh :
1. Gangguan pada pabrik sperma sehingga sel sperma yang dihasilkan sedikit atau tidak sama sekali.
2. Gangguan pada kemampuan sel sperma untuk mencapai sel telur dan membuahinya. Masalah ini biasanya disebabkan oleh karena bentuk sperma yang tidak normal sehingga pergerakannya pun tidak normal.
3. Kadang kala masalah sperma ini sudah dibawa sejak lahir, namun masalah ini bisa juga didapat setelah usia dewasa.
4. Biang kerok dari semua ini adalah perubahan gaya hidup. Beberapa gaya hidup yang tidak bersahabat dengan sperma antara lain :
 Suka minum alkohol.
 Suka menggunakan narkoba.
 Polusi udara.
 Merokok.
 Obat obatan yang tidak jelas.
 Penggunaan radiasi dan kemoterapi untuk pengobatan kanker
Penyebab Kemandulan Pada wanita
1. Gangguan pada organ reproduksi
Ada beberapa gangguan yang biasanya terdapat pada vagina, di antaranya:
 Tingkat keasaman tinggi
Bila terjadi infeksi pada vagina, biasanya kadar keasaman dalam vagina akan meningkat. Kondisi ini akan menyebabkan sperma mati sebelum sempat membuahi sel telur. Kadar keasaman vagina juga menyebabkan vagina mengerut sehingga perjalanan sperma di dalam vagina terhambat.
 Gangguan pada leher rahim, uterus (rahim) dan Tuba fallopi (saluran telur)
Dalam keadaan normal, pada leher rahim terdapat lendir yang dapat memperlancar perjalanan sperma. Jika produksi lendir terganggu, maka perjalanan sperma akan terhambat. Sedangkan jika dalam rahim, yang berperan adalah gerakan di dalam rahim yang mendorong sperma bertemu dengan sel telur matang. Jika gerakan rahim terganggu, (akibat kekurangan hormon prostaglandin) maka gerakan sperma melambat. Terakhir adalah gangguan pada saluran telur. Di dalam saluran inilah sel telur bertemu dengan sel sperma. Jika terjadi penyumbatan di dalam saluran telur, maka sperma tidak bisa membuahi sel telur. Sumbatan tersebut biasanya disebabkan oleh penyakit salpingitis, radang pada panggul (Pelvic Inflammatory Disease) atau penyakt infeksi yang disebabkan oleh jamur klamidia.
3. Gangguan Ovulasi
Ovulasi atau proses pengeluaran sel telur dari ovarium terganggu jika terjadi gangguan hormonal. Salah satunya adalah polikistik. Gangguan ini diketahui sebagai salah satu penyebab utama kegagalan proses ovulasi yang normal. Ovarium polikistik disebabkan oleh kadar hormon androgen yang tinggi dalam darah. Kadar androgen yang berlebihan ini mengganggu hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone) dalam darah. Gangguan kadar hormon FSH ini akan mengkibatkan folikel sel telur tidak bisa berkembang dengan baik, sehingga pada
4. Kegagalan implantasi
Setelah sel telur dibuahi oleh sperma dan seterusnya berkembang menjadi embrio, selanjutnya terjadi proses nidasi (penempelan) pada endometrium. Perempuan yang memiliki kadar hormon progesteron rendah, cenderung mengalami gangguan pembuahan. Diduga hal ini disebabkan oleh antara lain karena struktur jaringan endometrium tidak dapat menghasilkan hormon progesteron yang memadai.
5. Endometriosis
Endometriosis adalah istilah untuk menyebutkan kelainan jaringan endometrium (rahim) yang tumbuh di luar rahim. Jaringan abnormal tersebut biasanya terdapat pada ligamen yang menahan uterus, ovarium, Tuba fallopii, rongga panggul, usus, dan berbagai tempat lain. Sebagaimana jaringan endometrium normal, jaringan ini mengalami siklus yang menjadi respon terhadap perubahan hormonal sesuai siklus menstruasi perempaun.

6. Usia
Kemampuan reproduksi wanita menurun drastis setelah umur 35 tahun. Hal ini dikarenakan cadangan sel telur yang makin sedikit. Fase reproduksi wanita adalah masa sistem reproduksi wanita berjalan optimal sehingga wanita berkemampuan untuk hamil. Fase ini dimulai setelah fase pubertas sampai sebelum fase menopause.
Fase pubertas wanita adalah fase di saat wanita mulai dapat bereproduksi, yang ditandai dengan haid untuk pertama kalinya (disebut menarche) dan munculnya tanda-tanda kelamin sekunder, yaitu membesarnya payudara, tumbuhnya rambut di sekitar alat kelamin, dan timbunan lemak di pinggul. Fase pubertas wanita terjadi pada umur 11-13 tahun. Adapun fase menopause adalah fase di saat haid berhenti. Fase menopause terjadi pada umur 45-55 tahun.
Pada fase reproduksi, wanita memiliki 400 sel telur. Semenjak wanita mengalami menarche sampai menopause, wanita mengalami menstruasi secara periodik yaitu pelepasan satu sel telur. Jadi, wanita dapat mengalami menstruasi sampai sekitar 400 kali. Pada umur 35 tahun simpanan sel telur menipis dan mulai terjadi perubahan keseimbangan hormon sehingga kesempatan wanita untuk bisa hamil menurun drastis. Kualitas sel telur yang dihasilkan pun menurun sehingga tingkat keguguran meningkat. Sampai pada akhirnya kira-kira umur 45 tahun sel telur habis sehingga wanita tidak menstruasi lagi alias tidak dapat hamil lagi. Pemeriksaan cadangan sel telur dapat dilakukan dengan pemeriksaan darah atau USG saat menstruasi hari ke-2 atau ke-3.


7. Masa Subur
Marak di tengah masyarakat bahwa supaya bisa hamil, saat berhubungan seksual wanita harus orgasme. Pernyataan itu keliru, karena kehamilan terjadi bila sel telur dan sperma bertemu. Hal yang juga perlu diingat adalah bahwa sel telur tidak dilepaskan karena orgasme. Satu sel telur dilepaskan oleh indung telur dalam setiap menstruasi, yaitu 14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Peristiwa itu disebut ovulasi. Sel telur kemudian menunggu sperma di saluran telur (tuba falopi) selama kurang-lebih 48 jam. Masa tersebut disebut masa subur.
Cara untuk mengetahui masa subur antara lain:
1. Dengan memperhatikan keluarnya lendir mulut rahim yang dapat diraba dengan jari (pastikan jari bersih untuk mencegah terjadinya infeksi). Pada saat subur, keluarlah cairan bening seperti putih telur sehingga kelamin terkesan basah. Banyak wanita menganggap hal itu sebagai keputihan. Di luar saat subur, lendir mulut rahim hanya sedikit dan lebih kental sehingga kelamin terkesan kering.
2. Dengan mengukur suhu tubuh setiap pagi sebelum bangun tidur selama beberapa bulan siklus menstruasi (biasanya sampai tiga bulan). Tanda ovulasi adalah apabila terjadi sedikit kenaikan suhu tubuh pada pertengahan siklus haid. Suhu tubuh itu disebut sebagai suhu basal tubuh, yaitu suhu tubuh dalam kondisi istirahat penuh. Peningkatan suhu tubuh yang jelas, walalupun sedikit (sekitar 0,2-0,5 °C), terjadi karena produksi hormon progesteron yang muncul segera setelah ovulasi. Pemeriksaan meliputi pengukuran suhu tubuh setiap pagi pada waktu bangun tidur, dan dicatat pada suatu grafik khusus (bisa didapatkan dari dokter). Cara mengukur sendiri suhu basal tubuh:
 Guncang termometer (termometer dapat dibeli di apotek) hingga di bawah 36°C, dan siapkan termometer di dekat tempat tidur Anda sebelum tidur.
 Saat terbangun di pagi hari, letakkan termometer di mulut anda (termometer oral) selama 10 menit. Penting untuk Anda ingat adalah jangan banyak bergerak. Tetaplah berbaring dan istirahat dengan mata tertutup. Jangan bangun selama 10 menit hingga selesai pengukuran.
 Setelah 10 menit, bacalah dan catat suhu tubuh Anda pada grafik saat tanggal pemeriksaan itu.

3. Dengan memeriksa lendir rahim di bawah mikroskop. Pada saat subur akan tampak bentukan seperti daun pakis yang sempurna.
4. Dengan pemeriksaan USG melalui vagina. Dengan pemeriksaan USG melalui vagina dapat dilihat dengan jelas sel telur yang sudah dilepaskan dari indung telur.

C. Diagnosis
Diagnosis pada infertilitas meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Diagnosis yang meliputi hal-hal tersebut diatas harus dilakukan oleh kedua pihak, baik suami maupun istri.
Pemeriksaan infertilitas dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti berikut:
1. Suhu basal badan
Siklus ovulasi dapat dikenali dari catatan suhu tubuh. Metode suhu basal badan berdasarkan peningkatan suhu tubuh sebagai peningkatan termal. Peningkatan suhu tubuh ini dilakukan oleh hormon progesteron, yang disekresi korpus luteum setelah ovulasi yang bersifat termogenik (memproduksi panas). Hormon ini dapat menaikan suhu tubuh dan mempertahankannya sampai saat haid berikutnya.

2. Uji lendir serviks
Pemeriksaan uji lendir serviks berdasarkan hubungan antara pertumbuhan anatomi dan fisiologi serviks dengan siklus ovarium untuk mengetahui saat terjadinya keadaan optimal getah serviks dalam menerima sperma.

3. Sitologi vagina
Pemeriksaan usap forniks vagina untuk mengetahui perubahan epitel vagina. Sitologi vagina hormonal menyelidiki sel-sel yang terlepas dari selaput lendir vagina, sebagai pengaruh hormon-hormon ovarium (estrogen dan progesteron).

4. Biopsi endometrium
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh progesteron terhadap endometrium dan sebaiknya dilakukan pada 2-3 hari sebelum haid. kontra indikasinya dapat berupa hamil, infeksi pelvik atau servitis akut/kronik. Biopsi endometrium dapat pula dilakukan untuk menilai fungsi ovarium.

5. Uji pasca senggama
Uji pasca senggama dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya spermatozoa yang melewati serviks.

6. Pertubasi
Pertubasi bertujuan untuk memeriksa patensi tuba dengan jalan meniupkan gas co2 melalui kanula atau kateter foley yang dipasang pada kanalis servikalis.

7. Histerosalpingografi
Tes awal untuk patensi tuba, dapat memperkirakan kelainan anatomi dan patologi pada genitalia interna dan mempunyai efek penyembuhan. Prinsip pemeriksaannya sama dengan pertubasi, hanya peniupan gas diganti dengan penyuntikan media kontras dan penilainnya dilakukan secara radiografik.

8. Laparoskopi
Pemeriksaan ini untuk mengetahui kelainan tuba dan peritoneum. Sebaiknya laparoskopi dilaksanakan segera setelah ovulasi.Pada siklus haid yang tidak berovulasi (Amenore), laparoskopi dapat dilakukan setiap saat.

9. Histeroskopi
Histeroskopi adalah peneropongan kavum uteri yang sebelumnya telah digelembungkan dengan media dekstran 32%, glukosa 5%, dan garam fisiologik. Histeroskopi tidak dilakukan kalau diduga terdapat infeksi akut rongga panggul, kehamilan, atau perdarahan banyak dari uterus.







d. Penanganan Masalah Infertilas
Penanganan beberapa masalah infertilitas disesuaikan dengan etiologi yang menyebabkan infertilitas tersebut,seperti:

1. Air mani yang abnormal
Hal yang bisa dilakukan bagi pasangan dengan air mani abnormal adalah melakukan senggama berencana pada saat masa subur istri
2. Varikokel
Adanya varikokel disertai motilitas spermatozoa yang kurang disarankan untuk melakukan operasi. Kira - kira dua per tiga pria dengan varikokel yang dioperasi akan mengalami perbaikan motilitas spermatozoanya.
3. Sumbatan vas
Pria yang tersumbat yang akan mempertunjukan azoosperma, dengan besar testikel dan kadar FSH yang normal. Operasi vasoepididimostomi belum memuaskan hasilnya.
4.Infeksi
Antibiotika yang terbaik untuk infeksi menahun traktus genitalis adalah antibiotika yang terkumpul dalam traktus genitalis dengan jumlah besar, seperti eritromisin, dimetilklortetrasiklin, dan trimetoprimsulfametoksazol.
5. Defisiensi gonadotropin
Untuk mengobati infertilitas dengan akibat ini dapat diobati dengan gonadotropin.Hiperprolaktinemia pada laki-laki dapat menyebabkan impotensi, testikel yang mengecil, dan galaktoria. Segal et al. dan Saidi et al.,melaporkan kalau diobati dengan dopamin agonis 2-bromo-alfa-ergo-kriptin dapat memperbaiki spermatogenesisnya.
6. Mioma uteri
Mekanismenya, dapat dilakukan miomektomi tapi tidak selalu benih mioma uteri dapat dikeluarkan dengan pembedahan.
7. Masalah tuba yang tersumbat
Masalah tuba yang tersumbat dapat dilakukan dengan pembedahan. Indikasi dari pembedahan ini adalah tersumbatnya seluruh atau sebagian tuba. Tujuan dilakukan pembedahan ini adalah untuk memperbaiki dan mengembalikan anatomi tuba dan ovarium seperti semula. Saat yang paling tepat unuk melakukan pembedahan tuba adalah pada tengah fase proliferasi(fase regeneratif).
8. Endometriosis
Endometriosis dapat dilakukan terapi yang terdiri dari menunggu sampai terjadi kehamilan sendiri, pengobatan hormonal, dan pembedahan konservatif.
8. Hormonal
Jika terjadi gangguan hormonal dapat dilakukan pengobatan sesuai dengan letaknya, misalnya, tingginya prolaktin dapat diatasi dengan bromokriptin atau pariodel
10. Idiopatik
Idiopatik merupakan istilah yang digunakan apabila semuanya baik, tapi pasangan tersebut belum juga hamil.Bagi pasangan idiopatik dianjurkan untuk selalu berusaha terus dan selalu berdoa pada allah SWT.














BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas penulis mengambil beberapa kesimpulan diantaranya :
 Kematian ibu dan anak merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan.
 Remaja dengan kehamilan yang tidak diinginkan menghadapi masalah aib karena hamil tanpa nikah, merasa berdosa bila menggugurkan atau meningkatkan kecemasan seiring hamil semakin besar.
 Infertilitas merupakan istilah yang dipakai untuk menyebut pasangan yang gagal untuk hamil dan mempunyai anak setelah berusaha selama setahun.
 Umumnya aborsi yang tidak aman terjadi karena tidak tersedianya pelayanan kesehatan yang memadai

3.2 Saran
Kita sebagai tenaga ksehatan hendaknya melakukan pendekatan terhadap masyarakat dalam penanganan masalah yang sering terjadi, khususnya masalah kesehatan ibu dan bayi.








DAFTAR PUSTAKA
http://asuh.wikia.com/wiki/Infertilitas
http://creasoft.wordpress.com/2008/04/23/resiko-tinggi-kehamilan-remaja-usia-muda/
http://enyretnaambarwati.blogspot.com/2009/12/unsafe-abortion.html
http://kosmo.vivanews.com/news/read/70595-rasio_kematian_ibu_dan_bayi_masih_tinggi
http://www.blogdokter.net/2008/06/24/kemandulan-infertilitas-susah-punya-anak/
http://kosmo.vivanews.com/news/read/70595-rasio_kematian_ibu_dan_bayi_masih_tinggi
http://muslimah.or.id/kesehatan-muslimah/infertilitas-pasutri-1.html

Sabtu, 17 Desember 2011

makalah konsep dasar mutu pelayanan

by : anindita rauf (dithae)


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Globalisasi mempertinggi arus kompetisi disegala bidang termasuk bidang kesehatan dimana perawat dan bidan terlibat didalamnya. Untuk dapat mempertahankan eksistensinya, maka setiap organisasi dan semua elemen-elemen dalam organisasi harus berupaya meningkatkan mutu pelayanannya secara terus menerus.. Kecenderungan masa kini dan masa depan menunjukkan bahwa masyarakat semakin menyadari pentingnya peningkatan dan mempertahankan kualitas hidup (quality of life).
Oleh karena itu pelayanan kesehatan yang bermutu semakin dicari untk memperoleh jaminan kepastian terhadap mutu pelayanan kesehatan yang diterimanya. Semakin tinggi tingkat pemahaman masyarakat terhadap pentingnya kesehatan untuk mempertahankan kualitas hidup, maka customer akan semakin kritis dalam menerima produk jasa, termasuk jasa pelayanan kebidanan, oleh karena itu peningkatan mutu kinerja setiap bidan perlu dilakukan terus menerus.
Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu banyak upaya yang dapat dilaksanakan.Upaya tersebut jika dilaksanakan secara terarah dan terencana ,dalam ilmu administrasi kesehatan dikenal dengan nama program menjaga mutu pelayanan kesehatan (Quality Assurance Program ).

1.2 Tujuan
Tujuan dalam pembuatan makalah ini :
1. Memenuhi tugas mata kuliah mutu Pelayanan.
2. Agar Mahasiswi mengetahui Konsep dasar mutu pelayanan kesehatan dan Kebidanan
3. Agar mahasiswi mengetahui persepsi mutu Pelayanan kesehatan.
4. Agar mahasiswi mengetahui dimensi Mutu Pelayanan kesehatan.
5. Agar mahasiswi manfaat program jaminan mutu pelayanan kesehatan.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pegertian
2.1.1 Mutu pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap jasa pemakai pelayanan kesehatan yang sesuai dengan tingkat kepuasan rata- rata penduduk serta penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik profesi ( Azhrul Aswar,1996 )
2.1.2 Mutu pelayanan kesehatan adalah Memenuhi dan melebihi kebutuhan serta harapan pelanggan melalui peningkatan yang berkelanjutan atas seluruh proses. Pelanggan meliputi pasien, keluarga, dan lainnya yang datang untuk mendapatkan pelayanan dokter, karyawan ( Mary R. Zimmerman )
2.1.3 Bidan adalah Seseorang yang telah mengikuti Program Pendidikan Kebidanan dan di akui oleh negara yang bersangkutan, dan telah berhasil menyelesaikan program studi yang di tentukan dalam program pendidikan kebidanan dan telah memperoleh kualifikasi yang di perlukan untuk dapat didaftarkan atau secara hukum mendapat lisensi praktek Kebidanan
2.1.4 Kebidanan adalah bagian integral dari sistim kesehatan dan berkaitan dengan segala sesuatu yang menyangkut pendidikan, praktek dan kode etik bidan dimana dalam memberikan pelayanannya mengyakini bahwa kehamilan dan persalinan adalah suatu proses fisiologi normal dan bukan merupakan penyakit, walaupun pada beberapa kasus mungkin berkomplikasi sejak awal karena kondisi tertentu atau komplikasi bisa timbul kemudian.
Secara umum pengertian mutu pelayanan kesehatan adalah derajat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar profesi dan standar pelayanan dengan menggunakan potensi sumber daya yang tersedia di rumah sakit atau puskesmas secara wajar, effisien, dan efektif serta diberikan secara aman dan menuaskan secara norma , etika, hukum dan sosial budaya dengan memperhatikan keterbatasan dan kemampuan pemerintah , serta masyarakat konsumen.
Jadi mutu pelayanan kesehatan menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan, di mana di satu pihak dapat menimbulkan kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan tingkat kepuasan rata- rata penduduk, akan tetapi di pihak lain dalam tatacara penyelenggaraannya juga sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan
2.2 Persepsi Mutu Pelayanan Kesehatan
Setiap mereka yang terlibat dalam layanan kesehatan seperti pasien, masyarakat dan organisasi masyarakat, profesi layanan kesehatan, dinas kesehatan, dan pemerintah daerah, pasti mempunyai persepsi yang berbeda tentang unsur penting dalam menentukan mutu layanan kesehatan. Perbedaan ini antara lain disebabkan oleh terdapatnya perbedaan latar belakang, pendidikan, pengetahuan, pekerjaan, pengalaman, lingkungan dan kepentingan.
Adapun Persepsi Mutu pelayananan Terdiri dari :
1. Menurut pasien / masyarakat
Pasien/ masyarakat melihat layanan kesehatan yang bermutu sebagai suatu layanan kesehatan yang dapat memenuhi kebutuhan yang dirasakan dan diselenggarakan dengan cara yang sopan dan santun, tepat waktu, tanggap serta mampu menyembuhkan keluhan serta mencegah berkembangnya atau meluasnya penyakit.
Pandangan pasien ini sangat penting karena pasien yang merasa puas akan mematuhi pengobatan dan mau datang berobat kembali

2. Menurut pemberi pelayanan
Pemberi layanan kesehatan mengaitkan layanan kesehatan yang bermutu dengan ketersediaan peralatan , prosedur kerja atau protokol, kebebasan profesi dalam setiap melakukan layanan kesehatan sesuai dewngan teknologi kesehatan mutakhir, dan bagaimana keluaran atau layanan kesehatan tersebut.
Sebagai profesi layanan kesehatan membutuhklan dan mengharapkan adanya dukungan teknis, administrasi, dan layananan pendukung lainnya yang efektif serta efisien dalam menyelenggarakan layanan kesehatan yang bernutu tinggi.

3. Menurut penyambung dana / Asuransi
Penyandang dana / asuransi mengangap bahwa layanan kesehatan yang bermutu sebagai suatu layanan kesehatan yang efisien dan efektif. Pasien deharapkan dapat disembuhkan dalam waktu yang sesingkat mungkin sehingga biaya layanan kesehatan dapat menjadi efisien. Selanjutnya , upaya promosi kesehatan pencegahan penyakit akan digalakkan agar pengguna layanan kesehatan semakin berkurang.

4. Menurut Pemilik Saran Layanan Kesehatan
Pemilik sarana layanan kesehatan berpandangan bahwa layanan kesehatan yang bermutu merupakan layanan kesehatan yang menghasilkan pendapatan yang mampu menutupi biaya operasional dan pemeliharaan, tetapi dengan tarif layanan kesehatan yang masih terjangkau oleh pasien atau masyarakat , yaitu padatingkat biaya ketika belum terdapat keluhan pasien masyarakat.

5. Menurut Administrator Kesehatan / Pemerintah
Administrator layanan kesehatan tidak langsung memberikan layanan kesehatan , tetapi ikut bertanggung jawab dalam masalah mutu layanan kesehatan. Kebutuhan akan supervisi, kebutuhan keuangan dan logistik akan memberikan suatu tantangan dan terkadang administator layanan kesehatan kurang memperhatikan prioritas sehingga timbul persoalan dalam layanan kesehatan. Pemusatan perhatian terhadap beberapa dimensi nutu layanan kesehataan tertntu akan membantu administator layanan kesehatan dalam menyusun prioritas dan dalam menyediakan apa yang menjadi kebutuhan dan harapan pasien , sserta pemberi layanan kesehatan.

6. Menurut ikatan profesi
Keberhasilan penerapan pendekatan jaminan mutupelayanan kesehata akan menimbulkan kepuasan pasien. Dengan demikian, tugas pelayanan kesehatan selama ini dianggap suatu beban yang berat dan ada kalanya disertai dengan keluhan / kritikan pasien dan/ masyarakat akan berubah menjadi suatu kepuasan kerja. Jaminan mutu pelayanan kesehatan akan menghindarkan terjadinya malpraktik sehingga dokter dapat terhindar dari tuntunan pasien.

2.3 Dimensi Mutu Yang Digunakan Untuk Mengevaluasi Mutu Yang Digunakan
Mutu layanan kesehatan bersifat multidimensi, antara lain:
1. Dimensi Kompetensi Teknis
Dimensi kompetensi teknis menyangkut keterampilan, kemampuan, penampilan atau kinerja pemberi layanan kesehatan. Dimensi ini berhubungan dengan bagaimana pemberi layanan kesehatan mengikuti standar layanan kesehatan yang telah disepakati, yang meliputi ketepatan, kepatuhan, kebenaran dan konsistensi. Tidak dipenuhinya dimensi kompetensi teknis dapat mengakibatkan berbagai hal, mulai dari penyimpangan kecil terhadap standar layanan kesehatan, sampai pada kesalahan fatal yang dapat menurunkan mutu layanan kesehatan dan membahayakan jiwa pasien.

2. Dimensi Keterjangkauan atau Akses
Artinya layanan kesehatan harus dapat dicapai oleh masyarakat, tidak terhalang oleh keadaan geografis, sosial, ekonomi, organisasi dan bahasa. Akses geografis diukur dengan jarak, lamanya perjalanan, biaya perjalanan, jenis transportasi, dan/atau hambatan fisik lain yang dapat menghalangi seseorang memperoleh layanan kesehatan. Akses sosial atau budaya berhubungan dengan dapat diterima atau tidaknya layanan kesehatan itu secara sosial atau nilai budaya, kepercayaan dan prilaku. Akses ekonomi berkaitan dengan kemampuan membayar biaya layanan kesehatan. Akses organisasi ialah sejauh mana layanan kesehatan itu diatur hingga dapat memberikan kemudahan/kenyamanan kepada pasien atau konsumen. Akses bahasa, artinya pasien harus dilayani dengan menggunakan bahasa atau dialek yang dapat dipahami oleh pasien.

3. Dimensi Efektivitas
Layanan kesehatan harus efektif, artinya harus mampu mengobati atau mengurangi keluhan yang ada, mencegah terjadinya penyakit dan berkembang/meluasnya penyakit yang ada. Efektifitas layanan kesehatan ini bergantung pada bagaimana standar layanan kesehatan itu digunakan dengan tepat, konsisten dan sesuai dengan situasi setempat. Umumnya standar layanan kesehatan disusun pada tingkat organisasi yang lebih tinggi, sementara pada tingkat pelaksana, standar layanan kesehatan itu harus dibahas agar dapat digunakan sesuai dengan kondisi.
Dimensi efektivitas berhubungan erat dengan dimensi kompetensi teknis terutama dalam pemilihan alternatif dalam menghadapi relative risk dan ketrampilan dalam mengikuti prosedur yang terdapat dalam standar layanan kesehatan.

4. Dimensi Efisiensi
Sumber daya kesehatan sangat terbatas. Oleh karena itu dimensi efisiensi kesehatan sangat penting dalam layanan kesehatan. Layanan kesehatan yang efisien dapat melayani lebih banyak pasien dan masyarakat. Layanan kesehatan yang tidak efisien umumnya berbiaya mahal, kurang nyaman bagi pasien, memerlukan waktu lama, dan menimbulkan resiko yang lebih besar pada pasien. Dengan melakukan analisis efisiensi dan efektivitas kita dapat memilih intervensi yang paling efisien.

5. Dimensi Kesinambungan
Dimensi kesinambungan layanan kesehatan artinya pasien harus dapat dilayani sesuai dengan kebutuhannya, termasuk rujukan jika diperlukan tanpa mengulangi prosedur diagnosis dan terapi yang tidak perlu. Pasien harus selalu mempunyai akses ke layanan kesehatan yang dibutuhkannya. Karena riwayat penyakit pasien terdokumentasi dengan lengkap, akurat dan terkini, layanan kesehatan rujukan yang diperlukan pasien dapat terlaksana dengan tepat, waktu dan tempatnya.

6. Dimensi Keamanan
Dimensi keamanan maksudnya layanan kesehatan harus aman, baik bagi pasien, pemberi layanan maupun masyarakat sekitarnya. Layanan kesehatan yang bermutu harus aman dari risiko cidera, infeksi, efek samping, aatau bahaya lain. Oleh karena itu harus disusun suatu prosedur yang akan menjamin keamanan kedua belah pihak.

7. Dimensi Kenyamanan
Dimensi kenyamanan tidak berpengaruh langsung dengan efektivitas layanan kesehatan, tetapi mempengaruhi kepuasan pasien/konsumen sehingga mendorong pasien untuk datang berobat kembali ke tempat tersebut. Kenyamanan dan kenikmatan dapat menimbulkan kepercayaan pasien terhadap organisasi layanan kesehatan.

8. Dimensi Informasi
Layanan kesehatan yang bermutu harus mampu memberikan informasi yang jelas tentang apa. Siapa, kapan, dimana dan bagaimana layanan kesehatan itu akan atau telah dilaksanakan. Dimensi informasi ini sangat penting pada tingkat puskesmas dan rumah sakit.

9. Dimensi Ketepatan Waktu
Agar berhasil, layanan kesehatan harus dilakukan dalam waktu dan cara yang tepat, oleh pemberi layanan yang tepat, menggunakan peralatan dan obat yang tepat, serta biaya yang tepat (efisien)

10. Dimensi Hubungan Antarmanusia
Hubungan antarmanusia adalah hubungan antara pemberi layanan kesehatan (provider) dengan pasien atau masyarakat (konsumen), antar sesama pemberi layanan kesehatan, antar atasan-bawahan, dinas kesehatan, rumah sakit, puskesmas, pemerintah daerah, LSM, masyarakat dan lain-lain. Hubungan antarmanusia yang baik akan menimbulkan kepercayaan dan kredibilitas dengan cara saling menghargai, menjaga rahasia, saling menghormati, responsif, memberi perhatian, dan lain-lain.

2.4 Manfaat Program Jaminan Mutu
Jaminan mutu pelayanan kesehatan atau Quality Assurance in Healthcare merupakan salah satu pendekatan atau upaya yang sangat mendasar dalam memberikan pelayanan terhadap pasien. Kita sebagai profesional pelayanan kesehatan baik sebagai perorangan ataupun kelompok harus selalu berupaya memberikan pelayanan kesehatn yang terbaik mutunya kepada semua pasien.
Pendekatan jaminan mutu pelayanan kesehatan tersebut baik yang menyangkut organisasi, perencanaan ataupun penyelenggaraan pelayanan kesehatan itu sendiri telah menjadi suatu kiat manajemen yang sistematis serta terus menerus dievaluasi dan disempurnakan. Bidan berperan penting dalam penerapan mutu manajemen pelayanan kesehatan baik secara langsung ataupun tidak langsung saat penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada pasien.

Adapun manfaat dari program jaminan mutu :
a. Dapat meningkatkan efektifitas pelayanan kesehatan
Peningkatan efektifitas pelayanan kesehatan ini erat hubungannya dengan dapat di atasinya masalah kesehatan secara tepat, karena pelayanan kesehatan yang diselenggarakan telah sesuai dengan kmajuan ilmu dan teknologi dan ataupun standar yang telah ditetapkan.

b. Dapat meningkatkan efisiensi pelayanan kesehatan
Peningkatan efisiensi yang dimaksudkan ini erat hubungannya dengan dapat dicegahnya pelayanan kesehatan yang dibawah standar dan ataupun yang berlebihan. Biaya tambahan karena harus menangani efek samping atau komplikasi karena pelayanan kesehatan dibawah standar dapat dihindari. Demikian pula halnya mutu pemakaian sumber daya yang tidak pada tempatnya yang ditemukan pada pelayanan yang berlebihan.

c. Dapat meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.
Peningkatan penerimaan ini erat hubungannya dengan telah sesuainya pelayanan kesehatan dengan kebutuhan dan tuntutan pemakai jasa pelayanan. Apabila peningkatan penerimaan ini dapat diwujudkan, pada gilirannya pasti akan berperanan besar dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

d. Dapat melindungi penyelenggara pelayanan kesehatan dan kemungkinan timbulnya gugatan hukum
Pada saat ini sebagai akibat makin baiknya tingkat pendidikan masyarakat, maka kesadaran hukum masyarakat juga telah semakin meningkat. Untuk mencegah kemungkinan gugatan hukum terhadap penyelenggara pelayanan kesehatan, antara lain karena ketidak puasan terhadap pelayanan kesehatan, perlulah diselenggarakan pelayanan kesehatan yang sebaik-baiknya. Dari uraian ini, mudah dipahami bahwa terselenggaranya program menjaga mutu pelayanan kesehatan mempunyai peranan yang amat besar dalam melindungi penyelenggara pelayanan kesehatan dan kemungkinan timbulnya gugatan hukum, karena memang pelayanan kesehatan yang diselenggarakan telah terjamin mutunya



























BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. mutu pelayanan kesehatan menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan, di mana di satu pihak dapat menimbulkan kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan tingkat kepuasan rata- rata penduduk, akan tetapi di pihak lain dalam tatacara penyelenggaraannya juga sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan
2. Setiap mereka yang terlibat dalam layanan kesehatan seperti pasien, masyarakat dan organisasi masyarakat, profesi layanan kesehatan, dinas kesehatan, dan pemerintah daerah, pasti mempunyai persepsi yang berbeda tentang unsur penting dalam menentukan mutu layanan kesehatan. Perbedaan ini antara lain disebabkan oleh terdapatnya perbedaan latar belakang, pendidikan, pengetahuan, pekerjaan, pengalaman, lingkungan dan kepentingan.
3. Mutu layanan kesehatan bersifat multidimensi, antara lain:
Dimensi Kompetensi Teknis, Dimensi Keterjangkauan atau Akses, Dimensi Efektivitas, Dimensi Efisiensi, Dimensi Kesinambungan, Dimensi Keamanan, Dimensi Kenyamanan, Dimensi Informasi, Dimensi Ketepatan WaktuDimensi Hubungan Antarmanusia
4. Adapun manfaat dari program jaminan mutu :
a. Dapat meningkatkan efektifitas pelayanan kesehatan
b. Dapat meningkatkan efisiensi pelayanan kesehatan
c. Dapat meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.
d. Dapat melindungi penyelenggara pelayanan kesehatan dan kemungkinan timbulnya gugatan hukum.

3.2 .Saran
Diharapkan pada praktisi kesehatan untuk terus belajar demi meningkatkan skill masing-masing sehingga program pelayanan kesehatan dapat berjalan dengan baik.


DAFTAR PUSTAKA

http://endahpurnasari.blogspot.com/2010/08/konsep-dasar-mutu-pelayan-kesehatan-dan.html
http://diar13-midyuin08.blogspot.com/2010/09/makalah-konsep-dasar-mutu-pelayanan.html
http://obstetriginekologi.com/artikel/konsep+dasar+mutu+pelayanan+kesehatan+dan+kebidanan.html
http://www.irwanashari.com/pdf/konsep-dasar-mutu-pelayanan-kesehatan-dan kebidanan.html
http://karningsihsudiro.blogspot.com/2011/01/konsep-dasar-mutu-layanan-kesehatan-dan.html
http://bidanpurnama.wordpress.com/category/kuliah-kebidanan/mutu-pelayanan-kebidanan/

Rabu, 30 Maret 2011

“IMUNISAI DPT”

Oleh
ANINDITA RAUF
Prodi : D3 Kebidanan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
SURABAYA



Kata Pengantar


Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah S.W.T karena hanya dengan rahmat dan izin-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Imunisasi DPT ”.
Makalah ini membahas tentang, definisi, manfaat, cara pemberian dan efek samping imunisasi DPT.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis membutuhkan kritik dan saran guna penyempurnaan makalah ini.



SURABAYA…..November 2010
Penulis


ANINDITA RAUF













DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar isi
Bab I pendahuluan
a. Latar belakang
b. Tujuan
Bab II pembahasan
a. Pengertian imunisasi DPT
b. Manfaat imunisasi DPT dasar
c. Jenis-Jenis Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi DPT
d. Jadwal Pemberian Imunisasi
e. Efek Samping Imunisasi DPT
Bab III penutup
a. Kesimpulan
b. Saran
Daftar pustaka















BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Banyak masyarakat yang menganggap bahwa pemberian imunisasi pada anak-anak dapat menyebabkan penyakit terhadap anak-anak. Sehingga, banyak orang tua yang tidak membawa anak keposyandu saat pemberian imunisasi yang merupakan program dari pemerintah yang sebenarnya untuk mencegah terjadinya penyakit-penyakit seperti, difteri, pertusis dan tetanus.
Bidan seharusnya berperan penting untuk mengubah pola fikir masyarakat tersebut. Dan menjelaskan bahwa banyak manfaat-manfaat yang didapat dari pemberian imunisasi.
Anak yang akan mendapat imunisasi harus dalam kondisi sehat. Imunisasi diberikan dengan memasukkan virus, bakteri, atau bagian dari bakteri ke dalam tubuh, dankemudian menimbulkan antibodi (kekebalan). Untuk membentuk kekebalan yang tinggi, anak harus dalam kondisi fit. Anak yang sedang sakit, misalnya diare atau demam berdarah, badannya sedang memerangi penyakit. Jika dimasukkan kuman atau virus lain dalam imunisasi, maka tubuhnya akan bekerja sangat berat, sehingga kekebalan yang terbentuk tidak tinggi. Tapi jika penyakit ringan seperti batuk-pilek biasa, tidak apa-apa. Kecuali batuk-pilek dengan demam tinggi, tidak boleh diberiakn imunisasi serta jika terjadi diare-diare sedikit, juga tidak apa-apa.

B. Tujuan
Tujuan pembuatan makalh ini adalah :
1) memenuhi tugas mata kuliah asuhan neonates bayi dan balita.
2) Agar mahasiswi , khususnya mahasiswi kebidanan lebih memahami tentang imunisasi DPT.







Bab II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Imunisasi DPT
Imunisasi adalah suatu upaya untuk mendapatkan kekebalan terhadap suatu penyakit dengan cara memasukkan kuman atau produk kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan kedalam tubuh. Dengan memasukkan kuman atau bibit penyakit tersebut diharapkan tubuh dapat menghasilkan zat anti yang ada pada saatnya nanti digunakan tubuh untuk melawan kuman atau bibit penyakit yang menyerang tubuh.
Imunisasi adalah memasukkan vaksin kedalam tubuh untuk membuat zat anti untuk mencegah penyakit.
Vaksin adalah suatu bahan yang terbuat dari kuman, komponen kuman, atau racun kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan.
Vaksin difteria terbuat dari toksin kuman difteri yang telah dilemahkan.
Vaksin Tetanus yaitu toksin kuman tetanus yang telah dilemahkan dan kemudian dimurnikan.
Vaksin Pertusis terbuat dari kuman Bordetella Pertusis yang telah dimatikan.
Selanjutnya ketiga vaksin ini dikemas bersama yang dikenal dengan vaksin DPT. (Prof. DR.A.H. Markum, 2000 : 18)
Jadi, Imunisasi DPT adalah upaya untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit Diferi, Pertusis, Tetanus dengan cara memasukkan kuman difteri, pertusis, tetanus yang telah dilemahkan dan dimatikan kedalam tubuh sehingga tubuh dapat menghasilkan zat anti yang pada saatnya nanti digunakan tubuh untuk melawan kuman atau bibit ketiga penyakit tersebut.

B. Manfaat Imunisasi DPT Dasar
Salah satu upaya agar anak-anak jangan sampai menderita suatu penyakit adalah dengan jalan memberikan imunisasi. Dengan imunisasi ini tubuh akan membuat zat anti dalam jumlah banyak, sehingga anak tersebut kebal terhadap penyakit. Jadi tujuan imunisasi DPT adalah membuat anak kebal terhadap penyakit Difteri, Pertusis, Tetanus .


Selain itu manfaat pemberian imunisasi DPT adalah
a. Untuk menimbulkan kekebalan aktif dalam waktu yang bersamaan terhadap penyakit difteri, pertusis (batuk rejan), tetanus.
b. Apabila terjadi penyakit tersebut, akan jauh lebih ringan dibanding terkena penyakit secara alami.
Secara alamiah sampai batas tertentu tubuh juga memiliki cara membuat kekebalan tubuh sendiri dengan masuknya kuman-kuman kedalam tubuh. Namun bila jumlah yang masuk cukup banyak dan ganas, bayi akan sakit. Dengan semakin berkembangnya teknologi dunia kedokteran, sakit berat masih bisa ditanggulangi dengan obat-obatan. Namun bagaimanapun juga pencegahan adalah jauh lebih baik dari pada pengobatan.

C.Jenis-Jenis Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi DPT

1.Difteri
Penyakit difteria disebabkan oleh sejenis bacteria yang disebut Corynebacterium diphtheriae. Sifatnya sangat ganas dan mudah menular. Seoerang anak akan terjangkit difteria bila ia berhubungan langsung dengan anak lain sebagai penderita difteri atau sebagai pembawa kuman (karier) : yaitu dengan terhisapnya percikan udara yang mengandung kuman. Bila anak nyata menderita difteri dapat dengan mudah dipisahkan. Tetapi seorang karier akan tetap berkeliaran dan bermain dengan temannya karena memang ia sendiri tidak sakit.
Jadi, ditinjau dari segi penularannya, anak karier ini merupakan sumber penularan penyakit yang sulit diberantas. Dalam hal inilah perlunya dilakukan imunisasi. Dengan imunisasi anak akan terhindar, sedangkan temannya yang belum pernah mendapat imunisasi akan tertular penyakit difteri yang diperoleh dari temannya sendiri yang menjadi karier.
Anak yang terjangkit difteri akan menderita demam tinggi. Selain pada tonsil (amandel) atau tenggorok terlihat selaput putih kotor. Dengan cepat selaput ini meluas ke bagian tenggorok sebelah dalam dan menutupi jalan nafas, sehingga anak seolah-olah tercekik dan sukar bernafas. Kegawatan lain pada difteri adalah adanya racun yang dihasilkan oleh kuman difteri. Racun ini dapat menyerang otot jantung, ginjal dan beberapa serabut saraf.
Kematian akibat difteri sangat tinggi biasanya disebabkan anak tercekik oleh selaput putih pada tenggorok atau karena jantung akibat racun difteria yang merusak otot jantung.

2. Pertusis
Pertusis atau batuk rejan, atau yang lebih dikenal dengan batuk seratus hari, disebabkan oleh kuman Bordetella Pertusis. Penyakit ini cukup parah bila diderita anak balita, bahkan dapat berakibat kematian pada anak usia kurang dari 1 tahun.
Gejalanya sangat khas, yaitu anak tiba-tiba batuk keras secara terus menerus, sukar berhenti, muka menjadi merah atau kebiruan, keluar air mata dan kadang-kadang sampai muntah. Karena batuk yang sangat keras, mungkin akan disertai dengan keluarnya sedikit darah. Batuk akan berhenti setelah ada suara melengking pada waktu menarik nafas, kemudian akan tampak letih dengan wajah yang lesu. Batuk semacam ini terutama terjadi pada malam hari
Bila penyakit ini diderita oleh seorang bayi, terutama yang baru berumur beberapa bulan, akan merupakan keadaan yang sangat berat dan dapat berakhir dengan kematian akibat suatu komplikasi.

3.Tetanus
Penyakit Tetanus masih terdapat diseluruh dunia, karena kemungkinan anak untuk mendapat luka tetap ada. Misalnya terjatuh, luka tusuk, luka bakar, koreng, gigitan binatang, gigi bolong, radang telinga. Luka tersebut merupakan pintu masuk kuman tetanus yang dikenal sebagai Clostridium tetani. Kuman ini akan berkembang biak dan membentuk racun yang berbahaya. Racun inilah yang merusak sel susunan saraf pusat tulang belakang yang menjadi dasar timbulnya gejala penyakit.
Gejala tetanus yang khas adalah kejang, dan kaku secara menyeluruh, otot dinding perut yang teraba keras dan tegang seperti papan, mulut kaku dan sukar dibuka.

D. Jadwal Pemberian Imunisasi
Imunisasi DPT diberikan sebanyak 3 kali, yaitu pada saat anak berumur :
• 2 bulan (DPT I)
• 3 bulan (DPT II)
• 4 bulan (DPT III)
Imunisasi dasar DPT diberikan tiga kali, karena saat imunisasi pertama belum memiliki kadar antibody protektif terhadap difteri dan akan memiliki kadar antibody setelah mendapatkan imunisasi 3 kali. Dimulai sejak bayi berumur dua bulan dengan selang waktu antara dua penyuntikan minimal 4 minggu.
Imunisasi DPT tidak boleh diberikan kepada anak yang sakit parah dan anak yang menderita penyakit kejang demam kompleks. Jiga tidak boleh diberikan pada anak dengan batuk yang diduga mungkin sedang menderita batuk rejan. Bila pada suntikan DPT pertama terjadi reaksi yang berat maka sebaiknya suntikan berikut jangan diberikan DPT lagi melainkan DT saja (tanpa P). (Prof. DR.A.H. Markum, 2000)
DPT biasanya tidak diberikan pada anak usia kurang dari 6 minggu, disebabkan respon terhadap pertusis dianggap tidak optimal, sedangkan respon terhadap tetanus dan difteri adalah cukup baik tanpa memperdulikan adanya antibody maternal.


E. Efek Samping Imunisasi DPT
Kira-kira pada separuh penerima DPT akan terjadi kemerahan, bengkak dan nyeri pada lokasi injeksi. Proporsi yang sama juga akan menderita demam ringan. Anak juga sering gelisah dan menangis terus menerus selama beberapa jam pasca suntikan.
Kadang-kadang terdapat efek samping yang lebih berat seperti demam tinggi atau kejang yang biasanya disebabkan oleh unsur pertusisnya.













BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Imunisasi DPT adalah upaya untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit Diferi, Pertusis, Tetanus dengan cara memasukkan kuman difteri, pertusis, tetanus yang telah dilemahkan dan dimatikan kedalam tubuh sehingga tubuh dapat menghasilkan zat anti yang pada saatnya nanti digunakan tubuh untuk melawan kuman atau bibit ketiga penyakit tersebut

B. Saran
sebaiknya bagi kita seorang bidan harus mensosialisasikan kepada masyarakat terutama bagi ibu-ibu yan kurang pemahamannya tentang imunisasi. Agar anak-anak mereka tetap dibawa ke posyandu atau bidan agar menapatkan imunisasi. Dan imunisasi bukanlah penyebab anak-anak menjadi sakit.















Daftar Pustaka

http://arindrila.blogspot.com/2009/01/manfaat-imunisasi-dpt.html
http://httpyasirblogspotcom.blogspot.com/2009/04/satuan-acara-penyuluhan-di-puskesmas.html
http://vitharea.blog.friendster.com/2008/12/imunisasi/
http://www.info-sehat.com/inside_level2.asp?artid=429&secid=&intid=3

Minggu, 27 Maret 2011

Gizi iBu HamiL

GIZI IBU HAMIL

MANFAAT GIZI BUMIL :
a. Menjaga kesehatan ibu
b. Penambahan jaringan tubuh/lemak ibu
c. Memenuhi kebutuhan gizi janin
d. Cadangan untuk menyusui

Keadaan Kurang Gizi Ibu Hamil Berpengaruh Pada :
1. Keadaan ibu selama kehamilan
Ø  Anemia
Ø  Perdarahan
Ø  Penambahan berat badan yang abnormal
Ø  Infeksi
2. Persalinan
Ø  Sulit dan lama
Ø  Lahir sebelum waktu
Ø  Perdarahan setelah persalinan
Ø  Persalinan dengan operasi meningkat
3. Janin
Ø  Keguguran
Ø  Bayi lahir mati
Ø  Cacat bawaan
Ø  Anemia pada bayi
Ø  Asfiksia intrapartum (mati dalam kandungan/IUFD) BBLR

Syarat makan sehat bagi ibu hamil :
Ø  Menyediakan energi yang cukup (kalori) untuk kebutuhan kesehatan tubuh  dan pertumbuhan bayi
v  Menyediakan semua kebutuhan ibu dan bayi (meliputi protein, lemak, vitamin, mineral)
v  Dapat menghindarkan pengaruh negatif bagi bayi
v  Mendukung metabolisme tubuh ibu dalam memelihara berat badan sehat, kadar gula darah, dan tekanan darah.

Manfaat penambahan energi dan zat gizi untuk Ibu Hamil:
1. Energi :
Ø  penambahan kebutuhan harian karena adanya peningkatan BMR
2. Protein :
Ø  untuk pertumbuhan janin, plasenta, uterus, mammae,
   volume darah, Hb, dan protein plasma
Ø  Cadangan untuk partus/persalinan
3. Calsium dan Fosfor :
Ø  untuk pertumbuhan tulang dan gigi janin
Ø  untuk memenuhi kebutuhan ibu karena terjadi peningkatan metabolisme calsium pada ibu
4. Zat besi (Fe) :
Ø  untuk meningkatkan kadar Hb
Ø  untuk pertumbuhan janin/cadangan Fe pada janin
Ø  untuk cadangan saat persalinan dan menyusui
5. Magnesium :
Ø  untuk membuat fungsi otot optimal
Ø  membantu pertumbuhan janin

6. Yodium :
Ø  memenuhi peningkatan produksi tiroksin karena adanya peningkatan BMR
Ø  kekurangan yodium yang berat dan kronis bayi akan lahir dengan cacat mental permanen dan hambatan pertumbuhan (kretinisme), bentuk tubuh abnormal, kemampauan belajar kurang/idiot.
7. Zn (seng) :
Ø  membantu pertumbuhan otak supaya optimal
8. Vitamin A :
Ø   membantu pertumbuhan tulang dan gigi
Ø   menghindari cacat bawaan
Ø   membantu pertumbuhan sel
9. Vitaman D :
Ø   membranous peningkatan absorpsi Fe
Ø   membantu pertumbuhan janin
10. Vitamin B12 :
Ø   membantu metabolisme protein
Ø   membantu pembentukan sel darah merah
11. Asam folat :
Ø   pembentukan sel darah merah dan putih

TIPS MENGENAI POLA MAKAN BAGI IBU HAMIL:
Ø  Konsumsilah makanan dengan jumlah lebih banyak dari piramida makanan bagian bawah. Kemudian tambahkan dengan sayuran dan protein, buah, produk susu, dan terakhir makanan berlemak. Dengan konsep paramida, makin ke bawah, makin besar kebutuhan yang harus dipenuhi setiap harinya.
Ø  Menu yang bervariasi pada makanan sangat penting
Ø  Bawalah selalu air putih .Minum cukup 8 gelas air sehari.  Minuman seperti soda, kopi tidak boleh dihitung sebagai perhitungan 8 gelas air.
Ø  Makanlah dalam jumlah sedikit jika anda memiliki masalah mual atau muntah atau pengurangan ruang di perut ketika hamil.
Ø  Hindari diet ataupun pantangan pada makanan tanpa berdiskusi dengan praktisi kesehatan anda.
Ø  untuk mengganti asupan makanan anda selama kehamilan. Suplemen dan vitamin dimaksudkan untuk membantu mencukupi kebutuhan yang diperlukan ibu hamil.

Tabel contoh menu makanan dalam sehari bagi Ibu Hamil :
Bahan makanan
Porsi hidangan sehari
Jenis hidangan
Nasi
5 + 1 porsi
Makan pagi: nasi 1,5 porsi (150 gram) dengan ikan/ daging 1 potong sedang (40 gram), tempe 2 potong sedang (50 gram), sayur 1 mangkok dan buah 1 potong sedang
Makan selingan: susu 1 gelas dan buah 1 potong sedang
Makan siang: nasi 3 porsi (300 gram), dengan lauk, sayur dan buah sama dengan pagi
Selingan: susu 1 gelas dan buah 1 potong sedang
Makan malam: nasi 2,5 porsi (250 gram) dengan lauk, sayur dan buah sama dengan pagi/siang
Selingan: susu 1 gelas
Sayuran
3 mangkuk
Buah
4 potong
Tempe
3 potong
Daging
3 potong
Susu
2 gelas
Minyak
5 sendok teh
Gula
2 sendok makan

Daftar pustaka
http://myhobbyblogs.com/food/2008/10/19/kebutuhan-zar-gizi-ibu-hamil/