Minggu, 27 Maret 2011



BAB I
PENDAHULUAN

I. 1. LATAR BELAKANG
Masa puerperium atau masa nifas mulai adalah masa pulih kembali mulai dari partus selesai sampai alat – alat kandungan kembali seperti saat pra hamil, lamanya 6 hingga 8 minggu. Seperti halnya selama kehamilan, dimana tubuh mengalami perubahan-perubahan untuk menyesuaikan kondisi untuk mempertahankan buah kehamilannya, maka segera setelah seorang perempuan melahirkan atau mengeluarkan janin yang berada dalam rahimnya, secara berangsur-angsur tubuh perempuan tersebut mengalami perubahan-perubahan untuk menyesuaikan dengan kondisi barunya. Walaupun masa nifas berakhir setelah 6 hingga 8 minggu kemudian, namun seluruh alat genital baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan. Perubahan-perubahan tersebut meliputi perubahan fisik dan psikologis. Setelah seorang perempuan melahirkan atau mengeluarkan janin yang berada dalam rahimnya, segera setelah itu secara berangsur-angsur tubuh perempuan tersebut mengalami perubahan untuk menyesuaikan dengan kondisi barunya. Perubahan tersebut meliputi perubahan fisik maupun psikologis.

I.2. TUJUAN
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :
  1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah asuhan kebidanan III (Nifas)
  2. Mempelajari tentang perubahan – perubahan yang terjadi pada masa nifas
  3. Sebagai bahan pelajaran untuk mahasiswa stikes, khususnya prodi d3 kebidanan.





BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian masa nifas

Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu.
Masa  Nifasdibagi dalam 3 periode yaitu :
  1. Puerperium dini, yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.
  2. Puerperium intermedial, yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genitalis yang lamanya 6 – 8 minggu.
  3. Remote puerperium, waktui yang diperlkan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyaikomplikasi.

2.2. Perubahan Fisiologis Pada Masa Nifas Sistem reproduksi

2. 2. 1. Perubahan Uterus

Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil
Bayi lahir fundus uteri setinggi pusat dengan berat uterus 1000 gr
Akhir kala III persalinan tinggi fundus uteri teraba 2 jari bawah pusat dengan berat uterus 750 gr.
Satu minggu post partum tinggi fundus uteri teraba pertengan pusat simpisis dengan berat uterus 500 gr .Dua minggu post partum tinggi fundus uteri tidak teraba diatas simpisis dengan berat uterus 350 gr. Enam minggu postpartum fundus uteri bertambah kecil dengan berat uterus 50 gr.
Pada uterus terjadi proses involusi, proses involusi adalah proses kembalinya uterus ke dalam keadaan sebelum hamil setelah melahirkan. Proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos uterus.
Uterus menyerupai buah advokat gepeng berukuran panjang ±15cm, lebar ±12 cm, dan tabal ±10 cm. Dinding uterus sendiri kurang lebih 5 cm, sedangkan pada bekas implantasi placenta lebih tipis daripada bagian lain. Pada saat ini besar uterus kira-kira sama besar uterus sewaktu usia kehamilan 16 minggu (kira-kira sebesar jeruk asam) dan berat nya kira-kira 100 gr.
Dalam waktu 12 jam, tinggi fundus uteri mencapati kurang lebih 1 cm di atas umbilicus. Dalam beberapa hari kemudian, perubahan involusi berlangsung dengan cepat. Fundus turun kira-kira 1 sampi 2 cm setiap 24 jam. Pada hari pascapartum keenam fundus normal akan berada dipertengahan antara umbilicus dan simpisis pubis. Uterus tidak bisa di palpasi pada abdomen pada hari ke 9 pascapartum.
Segera setelah kelahiran, tempat melekatnya plasenta yang kira – kira berukuran sebesar telapak tangan, dengan cepat ukurannya mengecil. Pada akhir minggu kedua, diameternya hanya 3 sampai 4 cm. Dalam waktu beberapa jam setelah kelahiran, tempat melekatnya plasenta biasanya terdiri atas banyak pembuluh darah yang mengalami thrombosis yang selanjutnya mengalami organisasi thrombus secara khusus.
Uterus saat hamil beratnya kira-kira 1000 gram. Satu minggu postpartum berat uterus akan menjadi ±500 gram, 2 minggu postpartum menjadi 300 gram dan setelah 6 minggu postpartum berat uterus menjadi 40-60 gram, sedangkan berat uterus normal saat tidak hamil ±30 gram. Perubahan ini berhubungan erat dengan perubahan pada miometrium. Pada miometrium terjadi perubahan yang bersifat proteolisis.
Peningkatan kada estrogen dan ptogerteron bertanggung jawab untuk pertumbuhna massif uterus selama hamil. Pertumbuhan uterus prenatal tergantung pada hyperplasia, peningkatan jumlah sel-sel otot dan hipertrofi pembesaran sel-sel yang telah ada. Pada masa pescapartum penurunan kadar hormon-hormon ini menyebabkan tarjadinya autolysis, perusakan secara langsung jaringan hiprtrofi yang berlebihan. Sel-sel tambahan yang terbentuk selama masa hamil menetap. Inilah penyebab ukuran uterus sedikit lebih besar setelah hamil


2. 2.2. Vulva dan Vagina

Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur-angsur akan muncul kembali sementara labia manjadi lebih menonjol
Estrogen pascapartum yang menurun berperan dalam penipisan mukosa vagina dan hilangnya rugae. Vagina yang semula sangat teregang akan kembali secara bertahap keukuran sebelum hamil, enam sampai 8 minggu setelah bayi lahir. Rugae akan kembali terlihat sekitar minggu keempat, walaupun tidak akan menonjol pada wanita nulipara. Pada umumnya rugae akan memipih secara permanent. Mukosa tetap atrofik pada wanita yang menyusui sekurang-kruangnya sampai menstruasi dimulai kembali. Penebalan mukosa vagina terjadi seiring pemulihan fungsi ovarium. Kekurangan estrogen menyebabkan penurunan jumlah pelumas vagina dan penipisan mukosan vagina. Kekeringan local dan rasa tidak nyaman saat kotus (dispareunia) menetap sampai fungsi ovarium kembali normal dan menstruasi dimulai lagi. Biasanya wanita dianjurkan menggunakan pelumas larut air saat melakukan hubungan seksual untuk mengurangi nyeri.
Pada awalnya, introitus mengalami eritematosa dan edematosa, terutama pada daerah episiotomy atau jahitan laserasi. Perbaikan yang cermat, pencegahan atau pengobatan dini hematoma dan higine yang baik selama dua minggu pertama setelah melahirkan biasanya membuat introitus dengan mudah dibedakan dari introitus pada wanita nulipara.
Pada umumnya episiotomi hanya mungkin dilakukan bila wanita berbaring miring dengan bokong diangkat atau di tempatkan pada posisi lototomi. Penerangan yang baik diperlukan supaya episiotomi dapat terlihat jelas. Proses penyembuhan luka episiotomi sama dengan luka operasi lain. Tanda-tanda infeksi (nyeri, merah, panas, bengkak, atau rabas) atau tepian insisi tidak saling melekat bisa terjadi. Penyembuhan baru berlangsung dalam dua sampai tiga minggu.

2. 2.3.Perubahan Perineum

Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena sebelumnya teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Pada post natal hari ke 5, perineum sudah mendapatkan kembali sebagian besar tonusnya sekalipun tetap lebih kendur dari pada keadaan sebelum melahirkan.

























BAB III
PENUTUP
3.1.  KESIMPULAN
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu.
Setelah seorang perempuan melahirkan atau mengeluarkan janin yang berada dalam rahimnya, segera setelah itu secara berangsur-angsur tubuh perempuan tersebut mengalami perubahan untuk menyesuaikan dengan kondisi barunya. Perubahan tersebut meliputi perubahan fisik maupun psikologis.
Secara fisik, perubahan tersebut antara lain, pada uterus terjadi proses involusi, proses involusi adalah proses kembalinya uterus ke dalam keadaan sebelum hamil setelah melahirkan. Proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos uterus.Otot-otot uterus berkontraksi menyebabkan pembuluh-pembuluh darah yang berada di antara anyaman otot-otot uterus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan perdarahan setelah placenta dilahirkan.
Setelah post partum bentuk servik mengangga seperti corong. Bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri yang dapat mengadakan kontraksi, sedangkan servik tidak berkontraksi, sehingga seolah-olah pada perbatasan antara korfus dan servik uteri terbentuk semacam cincin.
Pada masa awal nifas, biasanya keluar yang namanya lochea. Lokhia adalah cairan secret yang berasal dari peluruhan jaringan desidua cavum uteri dalam jumlah bervariasi. Kemudian pada endometrium terjadi proses regenerasi yang berlangsung cepat, kecuali pada tempat melekatnya plasenta. Dalam satu minggu atau lebih, permukaan bebas menjadi tertutup oleh epitel dan seluruh endometrium pulih kembali dalam minggu ketiga. Pada bagian diafragma pelvis serta fasia yang meregang diwaktu kehamilan dan partus, setelah janin lahir berangsur-angsur ciut kembali seperti sedia kala.
Untuk genetalia externa, estrogen pascapartum yang menurun berperan dalam penipisan mukosa vagina dan hilangnya rugae. Vagina yang semula sangat teregang akan kembali secara bertahap keukuran sebelum hamil, enam sampai 8 minggu setelah bayi lahir.

3.2.  SARAN
1.      Kepada para bidan agar dapat memprhatikan ibu –ibu nifas
2.      Kepada ibu – ibu nifas selama masa nifas agar tetap dapat melakukan personal hygine.






















Daftar Pustaka

http://tutorialkuliah.wordpress.com/2009/01/03/masa-nifas-puerperium/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih atas kunjungan anda,,,,!
smoga dapat bermanfaat,,,,,,!!!!!!